Salam berkarya, bagaimana tulisan hari ini? Sudah berapa banyak? Sudah adakah naskah yang selesai di tahun ini? Bingung kenapa tulisan lama selesainya dan tidak pernah mencapai akhir cerita tulisan. Sepertinya cara-cara ini bisa kamu terapkan untuk menyelesaikan tulisan.
Membuat Outline sebelum memulai
Tidak semua penulis melakukan hal pertama ini, tapi sebenarnya secara tidak langsung semua orang melakukannya. Jika outline yang dimaksud adalah menulis rangka awal di kertas atau menuliskan inti-inti cerita di awal untuk memandu tulisan ada penulis yang melakukannya ada yang tidak. Namun jika yang dianggap disini adalah memikirkan bagaimana tulisan mampu dibuat, dari awal sampai akhir memikirkan konsep dari tulisan yang akan dibikin tentunya setiap orang melakukannya.
Ketika ingin membuat outline kamu harus memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, mengetahui buku apa yang ingin dibikin. Setelah paham genrenya, mulai membuat rangka urutan dari awal sampai akhir dari tulisan secara menyeluruh. Gaya setiap orang berbeda-beda dalam membuat outline ini. Ada yang dengan membuat rancangan daftar isi saja sudah bisa menulis tulisan yang diinginkan. Ada juga yang perlu membuat ringkasan atau draft per babnya untuk memandu tulisan dari awal sampai akhir.
Tinggal pilih sesuai dengan caramu. Bisa kamu mulai dengan menentukan tema tulisan yang ingin kamu buat. Lalu mulai menentukan judul jika langsung bisa, atau belakangan juga boleh. Lalu tentukan isi yang akan kamu tulis.
Riset Data Terlebih dahulu
Tulisan fiksi maupun non-fiksi, memerlukan riset untuk menunjang tulisan kita berkualitas atau tidak.
Kita contohkan sederhana untuk membuat novel. Dari outline yang kita buat sebelumnya kita lihat karakter seperti apa yang ingin kita masukkan ke dalam tulisan. Tempatnya dimana, dalam atau luar negeri. Bagaimana kondisi cerita yang ingin digambarkan? Semua itu perlu kamu cari tahu kecocokan tulisan yang kamu buat dengan beberapa kondisi sekarang. Sekalipun tulisan fiksi tetap ada unsur ketepatan isi, sehingga membuat pembaca mudah untuk membayangkan alur cerita.
Jika kamu ingin membuat novel dengan setting di Jepang. Kamu bisa mulai dnegan melihat bagaimana kondisi jepang dulu dan sekarang. Berapa jumlah penduduknya, adat, budaya, dan segala hal yang kamu perlukan tentang Jepang. Jadi, apa yang kita bikin tidaklah asal-asalan melainkan juga berdasarkan fakta dan kondisi yang ada
Contoh dengan buku non fiksi. Anggap saja kamu sedang ingin membuat buku tentang ajakan berhijab. Tentunya kamu harus riset apa itu hijab dan lainnya. Bagaimana menemukan orang-orang yang memiliki motivasi masing-masing tentang hijab. Pro dan kontra orang-orang sekitar tentang hijab. Semua itu setidaknya kamu kumpulkan informasi untuk menunjang isi tulisan kamu secara cepat dan baik.
Menulis bukan menaiki anak tangga
Jika anda menaiki anak tangga dari satu tangga ke tangga berikutnya ssecara berurut, berbeda ketika Kamu harus menulis. Kamu boleh mulai dari mana saja, tidak dipaksakan harus berurutan. Jika kamu baru memikirkan endingnya dulu itu sah-sah saja. Mereka mencari ide dengan tidak melihat sekitar bahwa banyak hal yang menarik yang bisa diangkat jadi ide.
Ada penulis yang langsung menuliskan biodatanya di awal. Itu kan agak lucu, namun yang berada dipikiran penulis adalah yang penting tulis saja dulu. Ada juga penulis yang membuat dari daftar isi dulu. Ada juga yang langsung menuliskan ceritanya tanpa memperhatikan bagaimana susunannya. Yang penting tulis dulu yang diinginkan sampai selesai. Ada juga yang ingin menuliskan konfliknya dulu, ada juga yang mendapat ide akhir atau penutup tulisan itu. Setelah selesai barulah mulai mengatur susunan yang pas bagaimana tulisan itu menjadi baik.
Hal terpenting ketika kamu menulis, lakukan menulis itu senyaman mungkin. Jangan terlalu rumit memperhatikan bagaimana tulisan itu. Jika tulisannya sudah selesai gampang aja nantinya untuk disusun. Teruslah menulis.
Jadilah Penulis bukan editor
Yuhu… hal ini sering sekali dilakukan oleh para penulis pemula. Mereka biasanya takut sekali akan melakukan kesalahan, sehingga selalu mencoba semuanya sebaik mungkin jangan sampai ada salah. Namun hal inilah yang terkadang membuat tulisan penulis pemula tak kunjung selesai.
Dalam menulis seringkali kita sibuk memperhatikan apakah yang kita tulis udah benar atau pas, namun tidak terpikirkan untuk menyelesaikannya. Karena ingin mendapatkan kesempurnaan yang ideal bagi mereka, membuat mereka jadi terlalu perfeksionis.
Ketika kita menulis, jangan pernah untuk melihat bagaimana tulisan kita. Ingat posisi kita adalah sebagai penulis bukan editor. Ini kesaslahan umum yang ssering dilakukan oleh penuliss pemula sehingga membuat tulisannya tidka kunjung selesai.
Repot sekali bukan setiap sudah menulis satu paragraf kita edit dan memperbaikinya. Setelah itu kita lihat lagi ternyata ada yang kurang dan diperbaiki lagi. Begitu terus yang akhirnya tulisannya hanya mentok dan berhemti di satu paragraf. Inilah yang menjadi salah ssatu kendala kenapa tulisan kita jalan di tempat, yang membuat berpikir bahwa menulis bukan bakat, dan akhirnya tulisan ditinggalkan.
Ingat, ketika menjadi penulis jangan pernah mengedit. Ketika menjadi penulis yang penting ya tulis. Tulislah ssampai selesai tulisan yang kamu buat. Jika novel tuliss sampai kata tamat, jika non fiksi tuliss sampai bab terakhir. Setelah sselesai barulah coba dilihat dari awal, mungkin ada yang perlu ditambahatau dikurangi dari tulisannya untuk menjadi lebih baik. Tidak ada tulisan yang benar-benar sempurna. Yang terpenting tetaplah menulis dan terus menulis. Terlebih lagi jika tulisan kamu diterima oleh penerbit, biarlah editor yang mengerjakan tugas mengedit, karena tugas kamu hanya menulis. Sudah siap untuk terus menulis?
Bikin Waktu Kerja Khusus untuk Nulis
Sebagai penulis pemula harus sudah bisa membuat waktu konsiten untuk membuat tulisan selesai. Sebagai penulis pemula biasanya belum terbiasa menulis sehingga membuat diri sendiri kurang pengalaman dalam menulis yang akhirnya tidak terbiasa. Karena tidak terbiasa itulah kita perlu mengatur waktu untuk membuat tulisan benar-benar selesai.
Jangan cari waktu, tapi buatlah waktu. Jika mencari waktu untuk menulis, biasanya akan ada banyak alasan yang akan membuatnya menjadi mengatakan “tidak ada waktu, terlalu sibuk” bagaimana dengan hal ini, apakah benar dalam 24 jam tidak ada sedikit saja waktu untuk menulis? Maka dari itu jangan cari waktu untuk menulis, tapi buatlah waktu untuk menulis.
Pada umumnya rata-rata tulisan yang bisa dihasilakan dalam waktu 1 jam adalah tiga lembar. Ini untuk orang umum yang sudah terbiasa menulis, bahkan bisa lebih. Untuk penulis pemula yang barus mulai mendedikasikan dirinya untuk menulis mungkin 1 jam baru mampu menghasilkan 1 lembar ssaja. Anggaplah seperti itu.
Jika ingin menargetkan 1 hari 3 lembar, setidaknya memerlukan waktu 3 jam sehari untuk melakukannya. Kamu bisa menyisihkan 1 jam setelah subuh, 1 jam ketika siang hari, dan 1 jam sebelum tidur. Mudah dan sederhana kan. Yang menentukan berikutnya tinggal konsistennya kamu menjalankan waktu yang sudah kamu buat. Gunakan waktumu untuk menulis.
Fokus ke Satu Naskah Hingga Selesai
Terkadang sekali duduk banyak sekali ide yang datang dan pergi di dalam kepala. Kita ingin menuliskan cerita ini, cerita itu, dan banyak hal lainnya. Terkadang menumpuk jadi satu dan hanya lewat saja dipikiran. Bagaimana untuk membuatnya agar tidak hilang? Tentunya dengan dituliskan.
Ketika menuliskan ini harus benar-benar mendisiplinkan diri untuk fokus. Pilihlah satu ide atau cerita yang benar-benar ingin kamu tulis, sehingga tidak ada tumpang tindih masuknya ide lain untuk numpuik dituliskan.
Hal ini menjadi salah satu yang membuat penulis pemula tidak mampu menyelesaikan tulisannya. Ketika menuliskan cerita yang sudah berjalan, tertarik dengan ide lain, yang akhirnya juga dituliskannya. Setelah setengah jalan muncul lagi ide baru yang ingin ditulis. Begitu terus berlanjut. Pada akhirnya merasa kurang mood dan meninggalkan semua tulisan yang setengah jalan tersebut.
Cobalah fokuskan satu ide. Ketika ide lain datang dan muncul, cukup tuliskan garis besarnya di tempat lain, jangan disatukan dengan tulisan yang sedang ingin kamu selesaikan. Setelah tulisan yang satu selesai barulah kamu buka lagi ide-ide yang sempat muncul dan ditulisakan ditempat berbeda, dan mulai menuliskannya satu-satu lagi hingga selesai. Gampang kan? Yuk saatnya menulis.
Membawa peralatan kemana pun pergi
Menjadi penulis itu fleksibel, sehingga membuat kamu bisa melakukannya dimanapun kamu berada. Sebagai seorang penulis, udah selayaknya selalu membawa senjata seorang penulis. Jangan pernah lupakan pena dan kertas kemanapun kamu pergi. Itu hal dasar yang bisa kamu lakukan untuk membiasakan dirimu menjadi seorang penulis.
Terkadang ide muncul dari tempat dan saat yang tidak terduga, jadi kita juga harus mempersiapkan kondisi untuk hal yang tak terduga itu. Jika kamu memiliki tablet, itu akan memudahkan dan membuat kamu lebih praktis lagi untuk mempersiapkan dirimu diamanapun dan kapanpun. Ingat menulis juga butuh ketekunan dan kesiapan, maka dari itu apapun kondisinya jangan pernah lupakan kesiapan seorang penulis. Buku, pena, kertas, catatan, laptop, tablet, selalu bawa peralatan seorang penulis diamanapun kamu berada.
Pantang Menyerah
Sip, kalo sudah melewati semua hal diatas, tinggal membangun dirimu untuk lebih mantap lagi menjadi penulis. Kalau baru satu atau dua tulisan belum banyak yang merespon, jangan terlalu berkecil hati. Semua butuh proses. Lihatlah jejak para penulis terkenal, tidak ada yang sekali menulis langsung melejit di mana-mana. Mereka juga melewati semua proses. Yang penting terus yakin dan tidak berhenti untuk terus menghasilkan tulisan yang bermanfaat
Sistem dalam Menulis Menulis itu susah-susah, gampang. Iya, nggak, sih? Susahnya; banyak kaidah yang harus diikuti. Kaidah ini berhubungan dengan aturan-aturan yang harus dipenuhi saat menulis, baik itu pemakaian tanda bacanya, jenis huruf, akronim, dan masih banyak lagi. Ilmu-ilmu tersebut... Selengkapnya
Menulis cerita fantasi merupakan salah satu proses menulis yang sangat menyenangkan. Untuk membuat cerita bergendre ini, hal yang harus kita lakukan agar cerita tampak realistis adalah dengan mendeskripsikan latar dengan mendetail, mengembangkan daya khayal yang supernatural, menciptakan tokoh fiksi yang... Selengkapnya
Pada artikel sebelumnya Teknik Pengembangan Alur pada Cerpen sudah dibahas tentang berbagaimana teknik dalam pengaluran cerpen, baik strukturnya, susunan struktur, alur struktur dan lain-lain. Dalam beberapa hal kita juga sudah membahas banyak hal terkait alur. Tentu kamu tidak asing dengan... Selengkapnya
6 Komentar untuk TERUNGKAP..!! Rahasia Bagaimana Cara Naskah cepat selesai dalam Waktu 30 Hari Bahkan Kurang
tanks bermanfaat banget bro gue jadi semangat banget nih nulisnya makasih banyak ya jangan lupa potingan yang lainnya!
Baik aa.. insya Allah..
Thank ilmu nya, bermanfaat banget,,
Jdi seemangttt untuk jdi penulis,, jagn pernah berhenti bagi ikmunya ya …
Waahh.. Keren kak. Makasi banyak atas ilmu nya. Jadi semangat dan termotivasi u nulis lagi. Jangan pernah lupa u membesi ilmu pada yang lain kak, suksess selalu kak.
Terima kasih kembali, Kak 🙂
SEMANGAT MENULIS!