Di dalam tulisan fiksi, terutama yang berbentuk prosa, tokoh dan penokohan merupakan bagian yang paling mutlak dijadikan bahan pembicaraan. Walaupun pada suatu karangan fiksi baik itu fiksi mini, cerpen, novelet atau bahkan novel, ada yang tidak menggunakan tokoh dengan nama, tetapi karangan tersebut tetap mencantumkan tokoh di dalamnya dengan sebutan “aku”, “dia”,”kamu” dan sebagainya.
Tokoh dalam cerita fiksi bisa berupa manusia, binatang, benda, dan lain-lain. Untuk itu, tokoh merupakan hal yang sangat penting untuk menghidupkan suatu cerita karena jika tidak ada tokoh, maka suatu karangan fiksi akan terasa mati atau mungkin ‘sulit’ untuk digolongkan menjadi karangan fiksi.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Seputar Dunia Fiksi
Selain membutuhkan tokoh, karangan fiksi tentu juga sangat membutuhkan unsur penokohan sebagai ciri khas yang memeranaan karakter tokoh yang ada di dalamnya. Unsur penokohan dianggap lebih menarik dibicarakan dibandingkan unsur lainnya, karena melalui penokohan kita dapat menerima materi atau pembahasan yang semakin menghiasi suatu karangan cerita. Lantas, apakah tokoh dan penokohan adalah hal yang sama? Jawabannya, tidak! Tokoh adalah sosok yang mengambil peran di dalam cerita, sedangkan penokohan adalah watak atau karakter yang diperankan tokoh di dalam cerita.
Pada sebuah karangan fiksi terdapat tiga watak tokoh yang tentunya bukanlah hal yang asing lagi untuk dibahas:
Dalam sebuah karangan fiksi, protagonis juga sering disebut sebagai peran utama (tokoh inti). Tokoh ini memiliki peranan penting karena merupakan tokoh yang menjadi pusat perhatian pembaca. Tokoh protagonis biasanya memerankan watak baik, ksatria, dan pahlawan.
Antagonis adalah tokoh yang menjadi penentang, berseberangan, atau berlawanan dengan tokoh protagonis. Akant tetapi, okoh antagonis juga bisa menjadi tokoh yang menghalangi perjuangan tokoh protagonis untuk mencapai tujuan yang ingin ia capai. Karakter tokoh ini biasanya terkesan jahat, suka memfitnah, atau penyebar fitnah.
Tritagonis adalah tokoh yang menjadi penengah antara tokoh antagonis dan protagonis. Watak yang digambarkan pun biasanya menampilakan sosok yang sederhana, berwibawa, kalem, bijaksana, dan memiliki wawasan yang luas.
Baca juga: Syarat Tulisan yang Baik
Untuk memberikan penyajian tokoh dan penokohan yang menarik bagi pembaca, hal-hal berikut bisa menjadi patokan untuk tidak lepas diperhatikan. Berikut adalah pemaparan lengkapnya:
Tokoh yang sekadarnya yang dimaksudkan di atas yakni menyajikan tokoh yang secukupnya saja. Tidak perlu memasukan tokoh yang tidak memiliki peran penting-penting amat karena hanya akan membuat cerita menjadi tidak menarik dibaca. Gunakanlah tokoh-tokoh yang akan menajadi pendukung terbentuknya kisah yang menarik di dalam cerita yang dibuat, baik keseluruhan kisah, konflik, maupun keberlangsungan alur di dalamnya. Terlalu banyak tokoh di dalam cerita tidakhanya membuat pembaca bingung untuk memaknai cerita yang sedang mereka baca, tetapi juga akan membuat kita (sebagai penulis) kebingungan untuk menentukan karakter/penokohan yang akan digunakan. Namun, terlalu dikitnya tokoh juga akan membuat cerita yang kita buat menjadi tampat monoton dan tidak terlalu jelas. Untuk itu, gunakanlah tokoh yang cukup dan sekadarnya saja ya, Sobat.
Ketika menuliskan suatu cerita, konsisten tidak hanya terlibat dalam diri kita untuk berusaha menyelesaikan cerita yang kita buat, tetapi juga konsisten juga perlu ditanamkan untuk karakter tokoh yang digunakan dlaam tokoh tersebut. Konsisten akan membuat tokoh di dalm cerita menjadi makin jelas. Saat sudah menemukan watak pada suatu tokoh, maka berupayalah untukk memertahankan watak yang sudah kita tentukan tersebut. Penyajian tokoh yang tidak konsisten akan membuat cerita tersebut menjadi aneh dan tdak masuk akal. Untuk itu, penyajian penokohan yang tidak konsisten itu sangat tidak diperkenankan.
Layaknya tokoh di dalam cerita, penulis yang merupakan tokoh yang memerankan cerita di kehidupan nyata juga memiliki karakter atau watak unik sendiri-sendiri. Karakter yang dikuasai suatu individu bermacam-macam dan terkadang akan berbeda dengan karakter yang dikuasai individu lainnya. Untuk itu, setiap penulis akan memiliki kepribadian atau karakter tertentu. Namun, karakter tersebut sangatlah perlu dicegah masuk ke dalam cerita yang kita buat, selain untuk mencalange diri kita sendiri untuk menciptakan karakter berbeda hal ini juga dimaksudkan agar cerita yang kita buat tidak gampang tertebak. Ciptakanlah sajian khusus pada masing-masing karakter tokoh di dalam cerita yang kita buat.
Nama tokoh yang digunakan dalam cerita terkadang memang sedikit sepele untuk dipermasalahkan. Terkadang nama hanya dinilai sebagai pelengkap atau sekadar pemanis saja dan tidak terlalu penting untuk dipermasalahkan. Akan tetapi, nama merupakan hal yang juga tak bisa luput dari perhatian bagi para pembaca. Nama adalah salah satu unsur tokoh yang perlu dipikirkan matang-matang karena melalui nama tersebut juga dapat mempengaruhi penokohan ataupun tema yang akan diangkat. Jadi, menentukan nama dalam setiap cerita yang kamu buat jangan asal-asalan saja.
Misalnya, kita ingin membahas cerita dengan latar dimasa lampau, hendaknya kita menggunakan nama-nama yang mengkhaskan nama-nama orang di zaman dahulu. Seperti itu juga jika ingin mengisahkan orang-orang pedalaman yang tidak tersentu modernnya zaman.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menemukan Potensi Menulis Bagi Penulis Pemula
Park Shin Hye, Kim Ji Won, Kim Soo Hyun, Song Hye Kyo, nama-nama tersebut merupakan nama yang awam untuk orang Indonesia dan mencirikan sebagai nama-nama orang yang ada di Korea. Nah, untuk kamu yang ingin mengisahkan cerita yang berhubungan dengan orang Korea gunakanlah nama di tersebut, jangan menggunakan nama Bambang, Ujang, Sri, dan lain-lain yang mencirikan nama-nama orang di Indonesia.
Bijak dan berhati-hatilah untuk menentukan nama di dalam cerita yang kamu garap. Pastikan nama tokoh yang kita sajikan cocok dengan keadaan yang diangkat di dalm cerita.
Seperti halnya nama-nama tokoh di dunia nyata, nama yang digunakan dalam cerita fiksipun juga harus berbeda antara nama yang digunakan untuk tokoh perempuan dan tokoh laki-laki. Seperti halnya; Bambang, Ujang, Reno, Alex, Reno adalah contoh untuk nama yang digunakan tokoh laki-laki. Lain lagi dengan perempuan, kita bisa menggunakan nama Elsa, Sinta, Aziza, Vina, Tasya dan lain-lain. Hindarilah penggunaan nama tokoh yang bisa digunakan untuk laki-laki dan perempuan karena akan membuat jalan cerita yang dipikirkan pembaca akan rancuh.
Dalam dunia nyata, nama yang sama akan membuat kita rancuh untuk mencari tahu orang yang dimaksud, begitu pulah di dalm suatu cerita. Untuk memudahkan kita(sebagai penulis) dan pembaca untuk membedakan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain, maka gunakanlah nama-nama yang berbeda-beda.
Selain itu, penggunaan nama yang mirip pun sangatlah penting untuk dihindari agar pembaca tidak rancuh untuk memaknai cerita yang kita suguhkan. Seperti pada kejadan nyata, ketika kita dan teman kita memiliki nama panggilan yang sama atau nama yang hampir mirip, tentu kita pun akan bingung mana yang dipanggil.
Cerita yang melibatkan tokoh yang cukup banyak tidak perlu diberikan nama untuk kesemuanya, cukup tokoh-tokoh yang menjadi sentral cerita saja. Misalnya, sang tokoh yang sedang berhadapan dengan petugas tertentu maka kita tidak perlu membuat nama untuk petugas itu. Jadi, nama itu diberikan kepada tokoh-tokoh yang berperan penting dalam cerita. Bukan semua tokoh.
Pengertian Puisi Baru Menurut bentuknya, puisi dibedakan menjadi puisi lama dan puisi baru. Sebelumnya kita sudah membahas tuntas tentang PUISI LAMA, nah, sekarang saatnya untuk melanjutkan topik ke PUISI BARU ya, Sobat. Menurut pengertiannya, puisi baru atau yang biasa dikenal... Selengkapnya
Kerangka Cerita – Mengarang merupakan kegiatan mengumpulkan ide atau gagasan utuk dituliskan menjadi sebuah karya tulis kreatif. Cerita yang dihasilkan dari proses mengarang berbobot, rapi, dan terstruktur, siapa yang tidak menginginkan itu? Hal tersebut menjadi hal yang sangat diinginkan dan... Selengkapnya
Pengertian Cerpen Panduan Menulis Cerpen Yang Baik dan Benar – Cerita pendek atau yang biasa disebut cerpen merupakan salah satu karya sastra berbentuk prosa, berisikan karangan naratif fiktif yang dapat dibaca sekali duduk. Jumlah kata di dalam cerpen relatif sedikit,... Selengkapnya
2 Komentar untuk Penyajian Tokoh dan Penokohan yang Menarik Bagi Pembaca