Albertine (2005: 51) berpendapat, gaya bahasa adalah bahasa yang bermula dari bahasa yang biasa digunakan dalam gaya tradisional dan literal untuk menjelaskan orang atau objek. Dengan menggunakan gaya bahasa, pemaparan imajinatif menjadi lebih segar dan berkesan.
Gaya bahasa atau yang juga dikenal dengan majas adalah salah satu bentuk pengekpresian yang digunakan pengarang untuk mengungkapkan pemikiran atau idenya dengan bahasa yang bergaya khas pada suatu karya tulis, berbentuk retorik berupa pengaturan kata-kata atau kalimat sebagai bahan untuk mempengaruhi pembaca. Selain itu, gaya bahasa biasanya berkaitan dengan situasi dan suasana dalam suatu perasaan dan keadaan tertentu, seperti kesan baik atau buruk, ketidak nyamanan, kesenangan, dan lain-lain.
Salah satu karya tulis yang tidak akan lepas dari berbagai gaya bahasa yaitu cerpen. Seperti yang kita ketahui, gaya bahasa merupakan salah satu unsur pembangun dalam cerpen yang tentunya sangatlah menarik untuk dipelajari. Tujuan penggunaan gaya bahasa dalam cerpen adalah untuk meningkatkan nilai estetika disetiap kalimatnya agar pembaca dapat merasakan efek emosional dalam cerita yang disuguhkan.
Cerpen adalah jenis karya sastra berbentuk prosa fiksi, terdiri atas 1.000 -10.000 kata, berisikan karangan naratif fiktif yang dapat dibaca sekali duduk. Isi yang dibahas di dalam cerpen mengenai permasalahan yang dialami tokoh di dalamnya dalam situasi tertentu yang penuh konflik, peristiwa, dan pengalaman. Penggunaan gaya bahasa di dalam cerpen sangatlah beragam, biasa digunakan di dalam narasi maupun dialog cerita. Akan tetapi, konflik, pristiwa, dan pengelaman itulah yang banyak menyisipkan gaya bahasa dalam diksi yang digunkan di dalamnya.
Baca Juga:3 Manfaat Menulis Secara Umum
Macam-Macam Gaya Bahasa di dalam Cerpen
Secara garis besar, penggunaan gaya bahasa pada suatu karya sastra terutama cerpen tergolong menjadi empat bagian, yaitu: gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa sindiran, dan gaya bahasa penegasan. Untuk lebih jelasnya, gaya bahas akan dibahas sebagai berikut:
Gaya bahasa pertentangan adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan berisikan bertentangan dengan hal-hal yang dimaksudkan sesungguhnya. Tujuan digunakannya jenis gaya bahasa ini adalah untuk memberi kesan dan pengaruh terhadap suatu pembahasan kepada pembaca.
Berikut ini macam-macam gaya bahasa pertentangan yang sering digunakan dalam cerpen dan karya sastra lainnya:
1. Majas Paradoks
Gaya bahasa ini menampilkan penggambaran seolah-olah antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan keadaan.
Contoh :
2. Majas Hiperbola
Gaya bahasa jenis ini mengungkapkan sesuatu pernyataan dengan kesan berlebihan dari kenyataan, bahkan hampir tidak masuk akal. Tujuan dari macas ini adalah untuk mendapatkan perhatian dengan kesan yang mendalam.
Contoh:
3. Majas Antitesis
Gaya bahasa ini menggunakan pasangan kata yang digunakan yang berlawanan arti dengan sesungguhnya.
Contoh:
4. Majas Litotes
Gaya bahasa ini mengungkapkan sesuatu yang berlawanan dengan dari kenyataan dengan cara mengecilkan dan mengurangi yang bertujuan untuk merendahkan diri.
Contoh:
2. Gaya Bahasa Perbandingan
Gaya bahasa atau majas perbandingan ditujukan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lainnya, dengan melalui proses penyamaan, penggantian, atau pelebihan.
Berikut pembagian macam-macam gaya bahasa perbandingan yang sering digunakan dalam sebuah cerpen atau karya sastra lainnya:
1. Majas Personifikasi
Gaya bahasa jenis ini membandingkan fungsi benda mati seolah-olah dapat bersikap layaknya manusia.
Contoh:
2. Majas Metafora
Gaya Bahasa jenis ini menggunakan pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan kelompok yang sebenarnya.
Contoh:
3. Majas Asosiasi
Gaya bahasa ini membandingkan dua hal yang berbeda tetapi dianggap sama. Gaya bahsa ini ditandai dengan memberikan kata sambung bak, bagaikan, seperti.
Contoh:
4. Majas Metonimia
Metonimia adalah gaya bahasa yang menyandingkan merek, ciri khas, atribut, atau istilah sesuatu untuk merujuk pada benda umum.
Contoh:
5. Majas Simile
Simile menggunakan pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang menggunakan kata penghubung bak, bagaikan, ataupun seperti. Namun, simile menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.
Contoh:
6. Majas Alegori
Alegori adalah jenis gaya bahasa yang menyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan atau penggambaran.
Contoh:
7. Majas Sinekdok
Sinekdot adalah gaya bahasa yang penyebtan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan maupun sebaliknya.
Gaya bahasa ini terdiri atas:
Contoh: Hingga senja tiba, Nur masih tak kelihatan batang hidungnya.
Contoh: Kelas itu akan menjadi idola di sekolah ini
8. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan mempergunakan benda, binatang atau tumbuhan sebagai lambang atau simbol.
Contoh:
Baca Juga:4 Langkah Mudah Mengedit Naskah Sendiri
Gaya bahasa ini digunakan sebagai kata-kata berkhias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan terhadap pembaca.
Macam-macam gaya bahasa berikutnya adalah gaya bahasa sindiran. Sesuai dengan namanya, gaya bahasa atau majas ini bertujuan untuk menyindir seseorang atau perilaku hingga kondisi tertentu.
Berikut pembagian macam-macam gaya bahasa sindiran:
1. Majas Ironi
Ironi menggunakan gaya bahasa yang digunakan untuk menentang dengan fakta yang ada.
Contoh:
2. Majas Sinisme
Sinisme adalah gaya bahasa yang menyampaikan sindiran secara langsung.
Contoh:
3. Majas Sarkasme
Sarkasme adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan sindiran secara kasar.
Contoh:
Baca juga: 3 Cara Menghasilkan Uang Dari Menulis
Gaya Bahasa bertujuan untuk meningkatkan pengaruh terhadap para pembaca untuk menyetujui ujaran atau kejadian yang diungkapkan. Macam-macam gaya bahasa penegasan:
1. Majas Pleonasme
Gaya nahasa ini memanfaatkan kata-kata yang memiliki makna sama untuk menegaskan suatu hal sehingga terkesan tidak efektif.
Contoh:
2. Majas Repetisi
Gaya bahasa repetisi ini perulangan kata-kata dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Cinta adalah pengertian. Cinta adalah persamaan. Dan, cinta adalah kesatuan.
3. Majas Retorika
Gaya bahasa ini memberikan penegasan dalam kalimat tanya yang sesungguhnya tidak perlu dijawab.
Contoh:
Kapan Aku pernah memintamu untuk tidak berbohong?
4. Majas Klimaks
Gaya bahasa ini mengurutkan dari tingkatan terendah ke tertinggi.
Contoh:
Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya memiliki hak yang sama untuk bahagia.
5. Majas Antiklimaks
Gaya bahasa yang berbalik dari klimaks, yaitu menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu dari tingkatan tinggi ke tingkatan rendah.
Contoh:
Tua, muda, juga anak-anak punya hak yang sama untuk bahagia.
6. Majas Tautologi
Tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi atu keadaan.
Contoh:
Harusnya hidup bertangga kita menjadi rukun, damai, dan akur selalu.
Klik disini untuk melihat jasa layanan kami
Nah, itulah majas yang sering kita temui pada sebuah cerpen, Sobat. Namun, majas-majas ini juga dapat kita temukan di jenis prosa fiksi lainnya seperti novel, novela, dan roman. Selain itu, majas-majas ini juga kerap kita temukan di puisi dan teks drama.
Novel adalah karya tulis yang cukup digemari dikalangan masyarakat. Salah satu hal yang terpenting yang terdapat di dalam sebuah novel yaitu gendre pada novel tersebut. Genre itu sendriri merupakan model yang menjadi dasar pada cerita di sebuah buku. Genre biasanya... Selengkapnya
Tentang Penerbitan – Secara umum, penerbitan atau juga dikenal dengan istilah publishing kerap merujuk pada suatu produksi dan distribusi buku dalam bentuk cetak. Adapun individu yang berkecimpung menjadi pemimpin organsasi atau perusahaan penerbitan tersebut sering kali dikenal dengan nama penerbit.... Selengkapnya
Nulis ya nulis aja, yang sering bikin kita bingung dan sulit jadi penulis karena kita nggak nulis-nulis. Tidak pernah mencoba menulis, tidak bergaul dengan para penulis, tidak bergabung dengan komunitas penulis, bagaimana kita ingin menulis? Banyak sekali yang berkomentar, nulis... Selengkapnya
2 Komentar untuk Penggunaan Gaya Bahasa yang Menarik Pada Cerpen