Secara umum, puisi merupakan salah satu karya sastra yang berupa ungkapan perasaan atau curahan seorang penyair untuk mengungkapkan isi hatinya menggunakan bahasa yang indah. Pilihan kata yang terdapat pada puisi mengandung makna kiasan dengan penyampaian yang disertai rima, irama, bait serta larik dengan menggunakan gaya bahasa yang dipadatkan.
Puisi mendayagunakan bahasa sebagai medianya, tercipta oleh penyair yang terlatih dalam olah indra, pikiran, imajinasi, dan rasa. Oleh sebab itu, lahirlah beberapa puisi yang bersifat sebagai berikut:
Berdasarkan bentuknyanya, puisi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: puisi lama (konvensional) dan puisi baru (inkonvensional). Kedua puisi bentuk ini memiliki ciri khas tersendiri. Nah, artikel ini akan membahas tentang puisi lama terlebih dahulu. Untuk itu, yuk simak penjelasan di bawah ini yang akan mengupas secara tuntas tentang puisi lama.
Puisi Lama (konvensional)
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) puisi lama adalah puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi barat seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal. Puisi lama adalah puisi yang bentuknya masih terikat oleh aturan persajakan, larik dalam setiap bait, dan jumlah kata pada setiap larik, dan musikalitas puisi yang masih sangat diperhatikan. Aturan-aturan yang diperhatikan dalam puisi lama seperti: jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), banyak suku kata tiap baris, dan irama yang ada pada setiap puisi.
Baca Juga: Rahasia Jitu Menulis Novel Bagi Pemula
Tema adalah gagasan utama yang diangkat oleh seorang penyair dengan menyiratkannya pada keseluruhan isi di dalam puisi. Tema berhubungan dengan persoalan-persoalan yang digambarkan pada suasana batin seorang pengarang dalam suatu puisi. Tema juga bisa berupa respon yang diungkapkan seorang penyair terhadap kenyataan, sosial budaya, dan lain-lain sehingga puisi juga dapat dijadikan sebagai sarana protes ataupun simpati.
Nada berupa pengungkapan sikap seorang penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa yang dirasakan pembaca setelah membaca suatu puisi atau akibat psikologis yang dapat timbulkan seorang pembaca terhadap puisi tersebut. Nada dan suasana pada puisi merupakan hubungan yang sangat mutlak.
Puisi merupakan media pengungkapan perasaan seorang penyair. Jika penyair hendak mengagungkan kesedihan maka ungkapan yang terterah di dalam puisinya adalah diksi-diksi yang sedih. Begitu pula jika penyair tersebut ingn mengungkapkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresinya penyair tersebut akan memanfaatkan imaji-imaji, majas serta diksi yang mewakili makna mengenai keindahan alam yang ingin ia ungkapkan.
Amanat adalah pesan yang ingin diungkapkan seorang penyair melalui puisinya. Pesan-pesan itu dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi diantara sajak-saja yang ia tuliskan yang kemudian amanat tersebut dirumuskan sendiri oleh pembaca. Amanat yang disampaikan tersebut haruslah selaras dengan tema yang diangkat dalam puisi tersebut.
Baca Juga: TERUNGKAP..!! Rahasia Bagaimana Cara Naskah cepat selesai dalam Waktu 30 Hari Bahkan Kurang
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang menggunakan sajak a-b-a-b. Dengan penggunaan sajak tersebut, tentu pantun sangat mudah dikenali. Dahulu pantun menjadi salah satu bentuk komunikasi antar orang baik melalui berbalas pantun atau melalui lagu.
CONTOH:
Kalau ada jarum patah (a)
Jangan dimasukkan ke dalam peti (b)
Kalau ada kataku yang salah (a)
Jangan dimasukkan ke dalam hati (b)
Syair adalah jenis puisi lama yang berasal dari Arab yang terdiri atas empat baris dan bersajak a-a-a-a. Syair biasanya berisikan kisah inspiratif yang di dalamnya mengandung sebuah amanat atau nasehat.
CONTOH:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Lihat informasi penerbitan KLIK DISINI!
Mantra adalah puisi lama yang mengandung kesan magis dan umumnya digunakan dalam upacara adat dan keagamaan. Mantra biasanya mengandung nilai atau kekuatan yang dapat menimbulkan efek atau kesan tertentu saat dibaca atau diucapkan.
CONTOH:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri dari atas dua baris dengan bersajak a-a. Biasanya puisi lama jenis ini berisi nasehat atau petuah yang singkat.
CONTOH:
Saat muda tidak sembahyang
Ketika tua akan terguncang
Karima merupakan salah satu jenis puisi lama yang disebut juga pantun kilat. Karmina memiliki kas dengan isi yang sangat pendek yang digunakan sebagai bahan menyindir seseorang. Karmina memiliki pola rimayang lurus atau –a-a.
CONTOH:
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
Seloka adalah salah satu dari berbagai macam puisi lama yang terdiri atas emapat baris atau lebih dan berisikan pepatah maupun perumpamaan. Seloka mengandung isi berupa senda gurau, sindiran, dan bahkan ejekan. Jenis puisi lama ini merupakan bentuk dari puisi melayu.
CONTOH:
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Secara keseluruhan talibun hampir sama dengan pantun karena pola pengembangannya terdiri atas sampiran dan isi. Namun, yang membedakan antara talibun dan pantun ini adalah bentuk talibun yang lebih panjang, yaitu dengan susunan yang terdiri atas 6, 8, atau 10 baris. Tiga baris pertama untuk mengungkapkan sampiran, dan tiga baris keduanya mengungkapkan isi.
CONTOH:
Selasih di rimba Jambi
Rotan ditarik orang Pauh
Putus akarnya di jerami
Kasih pun baru dimulai
Tuan bawa berjalan jauh
Itu menghina hati kami
Bidal merupakan jenis puisi lama yang berupa peribahasa yang mempunyai arti lugas, berrima dan irama, sehingga bidal juga digolongkan ke dalam bentuk puisi. Dalam kesusastraan Melayu, bidal mengandung kiasan, sindirin, atau pengertian tertentu. Secara teoritis, bidal juga seringkali disamakan dengan pepatah atau ungkapan dan termasuk salah satu jenis sastra yang tertua.
CONTOH:
Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau.
Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
Tulus tangan dilakukan, lulus kata dilangkahkan.
Pada sebuah karya fiksi unsur pembangun sudah menjadi hal yang poin wajib untuk dibahas, bahkan dianalisis bagi peneliti dengan menggunakan pendekatan sastra mana pun. Nah, buat kamu yang sekarang sedang mencoba untuk menyelesaikan naskah novelnya, jangan lupa untuk lebih peka... Selengkapnya
Pengertian Novelet Novelet merupakan salah satu karya sastra berbentu prosa fiksi yang ukurannya lebih kecil dari novel dan lebih besar dari cerpen. Ukuran yang dimaksudkan bukanlah dari segi bentuknya, tetapi dari isi di dalamnya yang biasanya lebih tebal dari cerpen... Selengkapnya
Kerangka Cerita – Mengarang merupakan kegiatan mengumpulkan ide atau gagasan utuk dituliskan menjadi sebuah karya tulis kreatif. Cerita yang dihasilkan dari proses mengarang berbobot, rapi, dan terstruktur, siapa yang tidak menginginkan itu? Hal tersebut menjadi hal yang sangat diinginkan dan... Selengkapnya
1 Komentar untuk MENGENAL PUISI LAMA: Pengertian, Unsur-unsur, Ciri-ciri, dan Contoh